Nama:
Lokasi: Indonesia
Postingan Sebelumnya
Visit the Site

Powered by Blogger

MARVEL and SPIDER-MAN: TM & © 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. © 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved.
Adam & Hawa, Mitologi atau Ilmiah?
Selasa, 25 September 2007 |
Sebelum masuk ke soal Adam dan Hawa, kita bicarakan dulu manusia dalam perspektif biologi. Manusia dalam bahasa latin dimasukkan genus homo. Homo sapiens, homo yang bijaksana. Manusia memiliki 23 pasang kromosom. Pada satu pasang kromosomnya terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki memiliki pasangan X dan Y, sementara perempuan X dan X. 'Kerabat' terdekat manusia, simpanse, untuk diketahui, memiliki 24 pasang kromosom.

Kromosom yang berpasang-pasangan ini merupakan hasil rekombinasi perkawinan ibu dan bapak. Satu dari bapak dan satu dari ibu. Rekombinasi ini berbeda hasilnya antara satu anak dengan anak yang lain meski satu ibu dan satu bapak. Bahkan pada kembar identik sekalipun
pasti tetap ada sedikit perbedaan. (Jadi ingat fisika, tak ada materi yang benar-benar serupa bentuk dan komposisinya) .

Setiap kromosom memiliki seuntai deoxyribonucleic acid (DNA) tunggal. DNA inilah yang membawa sifat manusia. Kita mewarisi dari orang tua. Orang tua dari nenek moyang. Manusia pertama mewarisi dari nenek moyang yang bukan manusia. Burung mewarisi DNA dari
dinosaurus. DNA adalah titik penjuru, titik kait antar semua makhluk hidup di dunia.

Perkembangan teori evolusi mutakhir kemudian meletakkan titik kajian pada DNA ini. (Sementara Charles Darwin masih mengandalkan morfologi atau ciri-ciri fisik.) Pada DNA inilah terlihat bahwa teori evolusi jadi tak terbantahkan, menjadi pengait antar semua makhluk hidup di dunia (bahkan tumbuh-tumbuhan) . DNA ini menegaskan bahwa manusia adalah hewan! Makanya kemudian, saat ini sedang berlangsung proyek pemetaan genom atau DNA makhluk hidup termasuk manusia. (Perkembangan pengetahuan akan DNA ini nantinya bisa
membuat manusia bisa merekayasa 'manusia unggul', misalnya memiliki ketahanan tubuh yang luar biasa, manusia disisipi DNA hewan lain dll).

Sebelum dikenal pendekatan DNA, sebagian ahli berpendapat, manusia yang sekarang tersebar di semua benua adalah hasil evolusi yang terpisah-pisah. Teori ini disebut multiregionalisme. Teori atau lebih tepathipotesis ini berangkat dari penemuan berbagai fosil-fosil yang berbeda-beda morfologinya di berbagai benua. Sehingga, mereka kemudian berhipotesis,berbagai ras yang ada sekarang merupakan hasil evolusi berbagai homo tersebut. Mereka berevolusisendiri-sendiri, sampai semuanya menuju satu spesies
yang sama: homo sapiens.

Pada tahun 1987, hipotesis multiregionalisme itu patah. Sekelompok ahli biologi dari Universitas
California, Berkeley, menemukan bahwa semua manusia berasal dari satu keturunan yang sama. Selain itu, mereka juga menemukan, manusia merupakan hasil evolusi lebih kompleks dari makhluk bersel satu yang hidup jutaan tahun lalu.

Penelitian mereka bukan pada DNA kita, namun tak jauh-jauh dari situ. Mereka meneliti mitokondria, yaitu objek kecil dalam sel yang berfungsi mengurai senyawa-senyawa yang kompleks menjadi molekul sederhana yang sangat energik. Mitokondria adalah
semacam batere yang digunakan sel untuk menciptakan banyak reaksi kimia. Mitokondria yang ada di sel manusia dipastikan berasal dari bakteri-bakteri yang mulai hidup dalam organisme lain bersel satu lebih dari satu miliar tahun lalu. Mitokondria hidup menumpang di sel hewan dan tumbuhan, dengan imbal balik mitokondria mendapat tempat nyaman untuk hidup.

Mitokondria memiliki DNA sendiri. Dalam tubuh manusia terdapat triliunan mitokondria. Namun urutan DNA mitokondria dalam setiap manusia memiliki sedikit perbedaan.

Menariknya adalah, mitokondria diwariskan dari ibu. Mitokondria yang ada dalam sperma ayah hanya sedikit, sehingga luruh ketika pembuahan terjadi. Sehingga mitokondria setiap manusia jelas diwarisi dari ibu. Dan dengan demikian, dapat dipastikan, semua manusia memiliki satu ibu yang sama. Inilah yang oleh Steve Olson dalam bukunya Mapping Human History disebut
sebagai "Hawa Mitokondria" atau ibu pertama yang mewariskan mitokondria! Namun penyebutan ini, menurut Olson, harus hati-hati karena terkesan hanya Hawa
sendiri yang manusia. "Pada kenyataannya, banyak manusia lain hidup sezaman dengan Hawa. Semua manusia menerima DNA mitokondria dari satu perempuan (mungkin bukan manusia) yang berlainan. Namun, sejak saat (Hawa ada) itu, hanya DNA mitokondria Hawa yang mampu
bertahan, sedangkan semua DNA mitokondria lainnya musnah.

Sebelum sampai ke "Hawa Mitokondria" , terdapat dua perempuan yang memiliki kombinasi DNA mitokondria sendiri. Di sinilah awal variasi susunan DNA mitokondria setiap manusia. Namun, tentu saja kedua perempuan itu bersaudara karena keturunannya bisa saling kawin, berkombinasi.

Pelacakan DNA ini juga bisa dilakukan pada DNA manusia. Seperti diketahui, setiap laki-laki memiliki kromosom Y. Tentu setiap laki-laki mewarisi kromosom Y dari ayahnya. Begitu seterusnya, sampai pada ayah dari segala ayah: Adam kromosom Y. Namun keberadaan
kromosom Y ini independen dari DNA mitokondria, sehingga agak sulit menyimpulkan, apakah Adam kromosom Y dan Hawa mitokondria berada pada zaman yang sama. Pada tahun 1997, Carsten Wiuf dan Jotun Hein menganalisis, Adam kromosom Y dan Hawa mitokondria
berada di dalam populasi 86 ribu orang ketika mereka saling kawin dan menghasilkan keturunan homo sapiens sampai sekarang. Kapan itu waktunya? Para ahli menduga
antara 150 ribu sampai 200 ribu tahun yang lalu. Dimana tempatnya? Afrika.

Afrika menjadi 'taman eden' penyebaran manusia berdasarkan temuan fosil-fosil manusia yang sangat tua ditemukan di benua hitam itu. Pada saat Hawa mitokondria dan Adam kromosom Y itu hidup, terdapat populasi 20 ribu orang yang kemudian mulai berpencar ke seluruh penjuru dunia. Titik pencar pertama tentu saja adalah wilayah pertemuan benua Afrika dan Asia,
Mesir dan Israel sekarang.

Lalu pertanyaan yang muncul adalah, jika mitokondria dan DNA diwariskan dari Adam dan Hawa itu, mengapa kemudian muncul keanekaragaman luar biasa DNA umat manusia saat ini? Jawabannya adalah mutasi. Mutasi itu ada yang relevan mengubah sifat, namun ada juga yang
tidak. (Untuk dicatat, tidak semua gen dalam DNA memiliki fungsi). Mutasi itu bisa bertahan dan kemudian diturunkan. Mutasi juga bisa membawa ke kepunahan, karena keturunan tak bisa bertahan bahkan sejak dari kehamilan. Kemudian ada juga mutasi yang menguntungkan, seperti penyesuaian warna kulit bagi homo sapiens yang memasuki wilayah Eropa dan Pasifik.
Inilah keajaiban evolusi, the fittest will survive.

Kemudian, kembali difokuskan pada mitologi Adam & Hawa dalam agama Semitik, apakah Adam kromosom Y dan Hawa mitokondria itu kah yang dimaksud firman Tuhan? Secara ilmiah, merekalah bapak dan ibu umat manusia yang berkembang sekarang ini.

Jika bicara Al Quran (karena penulis adalah muslim), saya pikir, sesuai dengan penemuan sains mutakhir ini. Ketika malaikat disuruh bersujud ke Adam, malaikat sendiri keberatan karena menurutnya Adam adalah sama dengan makhluk melata yang suka membuat keonaran.
Artinya, malaikat (yang dikabarkan kedalaman pengetahuannya tidak seluas manusia) melihat Adam mirip dengan makhluk yang telah ada sebelumnya. Tentu saja yang dimaksud adalah pra-homo sapiens!

Persoalannya adalah, tak ada ayat-ayat Quran yang menyatakan Adam adalah hasil evolusi dari
makhluk-makhluk sebelum Adam itu. Sehingga, kekosongan inilah yang menjadi justifikasi kaum creationist untuk mengatakan Quran menolak teori evolusi. Kemudian, ditambah surat Al Alaq, mereka menyatakan manusia diciptakan dari segumpal tanah. Manusia (alias Adam)
diciptakan dalam sekejab! Jadi dan Jadilah. Lalu semakin kuatlah keimanan kaum creationist.

(Dan ini menurut saya sangat memalukan, mengingatkan saya pada nasib Copernicus yang dihujat gereja karena mengatakan bumi itu bulat. Memalukan karena sudah jelas banyak hal dalam Quran terbukti sesuai dengan sains. Sekarang tinggal soal teori evolusi. Menurut
saya, segumpal tanah itu perlu diinterpretasikan sebagai materi awal pembentuk kehidupan, yakni protein. Termasuk ke dalamnya itu adalah mitokondria sebagai batere reaksi sel-sel tunggal berkembang ke makhluk yang lebih kompleks lagi sampai ke manusia.)

Namun ada satu pendapat menarik mengenai Adam itu, yakni bahwa Tuhan campur tangan dalam proses menjadi 'Adam'. Ada sebuah aliran di penganut Islam, bahwa Adam adalah hasil mutasi dari makhluk pra-homo sapiens. Mutasinya direkayasa sehingga menjadi lebih
baik oleh Tuhan. Teori ini mirip dengan yang dipercayai oleh kaum Raelian yang pro-kloning.
Bedanya, kaum Raelian yang umumnya berkembang di Amerika Serikat, menyatakan, yang melakukan campur tangan itu adalah UFO, bukan Tuhan.

Terlepas dari itu, saya berpendapat, dua kepercayaan terakhir ini tetap mengandalkan diri pada hipotesis evolusi. Sesuatu yang ada saat ini berasal dari sesuatu yang ada sebelumnya.

Nah, sekarang pendapat saya pribadi adalah, saya percaya ada Adam dan Hawa. Mereka itulah Adam kromosom Y dan Hawa mitokondria. Adam dan Hawa ini adalah hasil evolusi dari makhluk yang sudah ada sebelumnya. Apakah proses menjadi Adam dan Hawa itu diintervensi 'makhluk yang lebih pintar'? Jawabannya ada pada Anda sendiri. Apakah Andi percaya? Itu urusan pribadi-pribadi. Secara ilmiah, tak pernah ada bukti intervensi itu.

Dikutip dari IndoZ Forum

Label:

diposting oleh palzum @ 09.14

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda